Saturday 10 July 2010

chloe.chapterthree.continual:)

hey. now i've got nothing to do so i type Chloe.
nothing much to be told now. got no topic. so just read the story. thanks :)

________________________________________________________


Luke membaringkan badannya di UKS Van Haggen. Memang sedari tadi pagi bawaannya sudah tidak enak. Biasa, kalau dia habis berdebat dengan ayahnya, pasti kepalanya terasa pusing, badannya terasa ada yang salah.

Pagi tadi Luke dan Dokter Kent, ayahnya, berdebat hebat tentang kuliah yang ingin dipilih oleh Luke. Ayahnya mengharapkan anak semata wayangnya itu meneruskan pekerjaannya sebagai dokter. Tetapi, Luke lebih memilih untuk mengambil ilmu komputer yang mendalami tentang teknologi game, sesuai dengan hobinya saat ini.

Perdebatan ini tidak hanya terjadi sekali atau dua kali, terlampau sering. Sejak Luke kecil, dia selalu ditekan ayahnya untuk menjadi dokter kelak besar nanti. Pada saat dia masih kecil, dia sempat tertarik menjadi dokter, cuma karena suatu tragedi, dia tiba – tiba kehilangan minatnya dengan dunia kedokteran. Namun, ayahnya tetap memaksa anaknya untuk masuk ke dunia kedokteran. Karena itu, terciptalah sifat membangkang Luke yang diterapkannya dengan membenci pelajaran biologi dan merendahkan seluruh nilainya. Semua itu dia lakukan secara ekstrim hanya karena tidak ingin masuk ke jurusan kedokteran.

Tiba – tiba pintu UKS terbuka, Luke segera menyembunyikan kepalanya ke dalam selimut, berpura – pura tidur. Seseorang masuk ke dalam UKS dan berjalan menuju ke kasur pasien.

“Luke?” tanya orang itu membuat Luke tersentak. Itu suara Chloe, guru biologi mikronya.

Luke memutuskan untuk tetap berpura – pura tidur, bahkan dia sampai menyuarakan dengkuran agar gurunya itu yakin kalau dia sudah tidur. Namun, Chloe malah menjadi lebih curiga mendengar dengkurang yang memang terdengar di buat – buat itu.

“Hey, you, I know you’re here,” kata Chloe sambil berusaha membuka selimut Luke, “You’ll be dead if you wrap your whole body like that.”

Chloe berhasil melepaskan selimut itu dari Luke yang hanya memandanginya dengan pandangan bingung.

“It’s good to see you here,” kata Chloe sambil tersenyum ramah.

“How do you know I am here?” tanya Luke.

“Telepathy,” kata Chloe asal, lalu mimik santainya berubah menjadi serius, “oh well, it’s not important. I’ve got to remind you about your score.”

Luke sengaja menguap lebar – lebar. Dia sudah bisa menerka apa yang akan dikatakan oleh Chloe pasti tidak akan jauh berbeda dengan kata – kata wali kelasnya yang sudah – sudah. Paling - paling Chloe akan mengatakan kalau nilainya terancam, ada kemungkinan dia tidak lulus sekolah, inilah, itulah. Sampai – sampai cowok itu sudah hafal ceramah wali kelasnya setiap kali dia di datangi.

“I won’t mind if you still collect your red marks, because it’s none of my problem, it’s all yours,” kata Chloe ceplas ceplos.

Luke agak terbelalak mendengar kata – kata Chloe yang beda dengan bayangannya. Dengan cepat dia menguasai dirinya, “No one ask you to mind me.”

Suara Luke terdengar sangat nyolot, membuat Chloe yang awalnya ingin berbicara baik – baik menjadi naik darah, “So, what I am trying to say, if you failed this grade, don’t blame me,” kata Chloe. Lalu dia cepat – cepat keluar sebelum di suluti lebih lanjut oleh muridnya itu. Dia tidak ingin emosinya meluap karena satu cowok itu.

Luke hanya memandangi cewek yang keluar dari UKS itu. Lalu dengan tidak peduli, dia kembali membenamkan kepalanya di bawah selimut.

Jujur saja, Chloe khawatir dengan nilai Luke yang sebagian besar merah pada pelajaran wajib yang tidak lain adalah Fisika, Matematika, Kimia, dan Biologi. Padahal, salah satu syarat kelulusannya, tidak boleh ada satu pun dari keempat itu yang ada merah, bagi anak yang memilih natural science.

Tetapi Chloe tau, omongan halus, permohonan yang baik – baik, pemberian pengertian dengan cara menasihati, sudah tidak mempan untuk cowok bengal itu. Oleh karena itu,dia memutuskan untuk langsung ngomong pedasnya saja. Sayangnya, Luke tetap tidak peduli. Anak itu tidak ada takutnya.

Sekarang, Chloe menuju ke ruang kepala sekolah. Dia ingin menyampaikan idenya untuk murid nakalnya itu, demi memperbaikki nilainya.



____________________________________to be continued :)


VOTE KOMODO ISLAND FOR THE NEXT SEVEN WONDERS !

:DD


thanks for taking a peek :P

.angel

No comments:

Post a Comment